June 1, 2023

Bayi Aneh di India Makan Usus Ibunya, Ini 3 Hal yang Harus Anda Tahu Halaman all - Kompas.com

Cerita jika ada bayi yang dikandung sepanjang 11 bulan yang makan usus ibunya sampai habis tersebar di sosial media. Dalam cerita itu, disebut juga jika bayi itu menggigit tangan perawat saat dilahirkan dan dokter harus memberikannya suntikan sampai 17 kali untuk membunuh bayi itu.

Cerita itu diperlengkapi video seorang bayi yang ditempatkan di atas kain sarung dalam suatu pelataran. Di video memiliki durasi 16 detik itu, bayi yang menangis itu dikerubungi oleh masyarakat. Kulit bayi itu pecah. Matanya juga merah. Menurut cerita itu, kejadian ini terjadi di India.

Salah satunya account yang mengupload cerita itu ialah account Majoen di Facebook, yaitu pada Kamis, 28 November 2019. Cerita yang diupload oleh account Majoen itu mengeluarkan bunyi:

sebelum lanjut ke pembahasan selanjutnya kami ingin merekomendasikan situs gaming online yang aman dan terpercaya yaitu Aladdin138, situs ini adalah situs gaming yang memberikan banyak keuntungan untuk para pemainnya, antara lain adalah bonus, contoh bonusnya adalah bonus rebate, bonus referal, dan lain sebagainya, jadi kenapa kalian tidak mencobanya sekarang dan ikut serta dalam keseruannya.

“Bayi 11 bulan dalam perut ibunya. Habis usus ibunya dikonsumsi oleh bayi ini. Selanjutnya dokter mengoperkanasi ibunya untuk keluarkan bayi ini. Saat bayi ini keluar, ia menggigit tangan perawat. Sesudah 3 jam, sang perawat wafat, ibu bayi ini juga wafat sesudah bayi ini keluar. Bayi ini lahir dengan berat 8 kg, sesudah 3 jam semakin bertambah naik beratnya jadi 13 kg. Bayi ini lahir hari Jumat, tidak paham Allah ingin kasih peringatan apa untuk kita semua. Bayi ini selanjutnya dibunuh, dokter memberikannya suntik mematikan sampai 17 kali baru bayi ini mati. Ini cerita betul-betul terjadi di India, Wallahua’lam.”

Sampai sekarang, video upload account Majoen itu sudah dilihat lebih dari 8 ribu kali. Upload itu sudah dibagi sekitar 533 kali.

PEMERIKSAAN FAKTA

Pertama kali, Team CekFakta Tempo memakai tools inVID untuk memperoleh kutipan gambar dari video yang diupload account Majoen. Selanjutnya, gambar itu dimasukkan pada reverse gambar tools Google untuk memperoleh info yang berkaitan video itu. Hasilnya, diketemukan video yang serupa yang diupload saluran Ashish Dhankhar di YouTube

Video itu diupload oleh saluran Ashish Dhankhar pada 13 Juni 2019 dengan judul “Plastic baby”. Dalam info videonya, saluran Ashish Dhankhar mengatakan jika bayi “collodion” itu terlahir di Bahraich, sebuah area di negara sisi Uttar Pradesh, India.

Dengan bekal info lokasi itu, Tempo masukkan keyword “collodion baby in Bahraich”. Hasilnya, diketemukan artikel dari situs media Lebanon, An-Nahar, berkaitan bayi “collodion” itu yang termuat pada 27 November 2019. Menurut artikel itu, bayi itu terlahir di India, yaitu pada 13 Juni 2019. Bayi itu menanggung derita abnormalitas genetik yang namanya harlequin ichthyosis.

Informasi itu termuat oleh situs media India, Amar Ujala. Bayi itu terlahir di pusat kesehatan primer Gaighat, Bahraich, pada 13 Juni. Tetapi, saat bayi itu lahir, beberapa petugas di pusat kesehatan itu terguncang. Bayi itu juga dianjurkan untuk dipindah ke rumah sakit area di Bahraich.

Orangtua bayi itu namanya Shahim dan Majida Begum. Majida mulai rasakan kandungannya sakit saat subuh. Awalannya, ia ingin melahirkan di dalam rumah. Tetapi, karena keadaannya memubruk, Majida dibawa ke pusat kesehatan primer Gaighat. Di situ, Majida melahirkan bayi lelaki itu pada jam 06.30

Petugas di pusat kesehatan primer Gaighat mengonfirmasi jika bayi itu sebagai bayi “collodion” atau bayi “plastik”. Berita itu menebar dan memacu masyarakat Gaighat berkerubung di pusat kesehatan itu. Majida dan bayinya juga dianjurkan untuk ditunjuk ke rumah sakit area. Waktu itu, keadaan sang bayi krisis.

Dikutip dari situs media India, Patrika, meskipun bayi itu dianjurkan untuk ditunjuk ke rumah sakit area di Bahraich, orangtua sang bayi memutuskan untuk membawa pulang. Tetapi, beberapa saat selanjutnya, bayi itu wafat.

Menurut dokter rumah sakit area di Bahraich, KK Verma, badan bayi “collodion” sebetulnya tidak terselimuti plastik, tetapi membran yang serupa plastik. Verma menjelaskan jika abnormalitas yang dialami bayi itu dapat terjadi bila, saat masih tetap berwujud janin, bayi itu tidak berkembang dengan optimal. Disamping itu, keadaan itu bisa disebabkan karena kelengahan si ibu saat memiliki kandungan.

Diambil dari website resmi Foundation for Ichthyosis dan Terkait Skin Tipes, bayi “collodion” ialah istilah untuk bayi yang dilahirkan selaput berkilau yang seperti plastik. Bayi “collodion” bukan substansi penyakit, tetapi wujud dari ichthyosis, sebuah abnormalitas genetika kulit yang sangat jarang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *